Mahasiswa Universitas Malang Ciptakan Aglonesco, Alat Pengganti Elang dan Kucing Usir Hama Tikus dan Burung

- 17 September 2021, 13:47 WIB
Para mahasiswa yang menciptakan alat pengusir hama tikus dan burung bernama Aglonesco untuk mengatasi gagal panen
Para mahasiswa yang menciptakan alat pengusir hama tikus dan burung bernama Aglonesco untuk mengatasi gagal panen /Siti Faida Masyitoh/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Sejumlah peneliti  mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan alat pertanian modern untuk mengatasi krisis gagal panen padi di Desa Pojok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Solusi yang digagas bernama Aglonesco (Eagle Clone Pest Control) menggunakan studi literatur dan hasil uji perilaku hama.

Aglonesco merupakan tiruan burung elang, suara elang, dan suara ultrasonik yang berfungsi untuk mengusir hama burung, suara ultrasonic dan suara kucing yang berfungsi untuk mengusir hama tikus.

Otak dari program Aglonesco tersebut merupakan tim Mahasiswa UM, Zumrotul 'Aliyah (S1 Pendidikan Fisika 2020), Muhammad Sultan Daffa (S1 Pendidikan Teknik Otomotif 2019), Muhammad Irfan Ramadhan (S1 Pendidikan Teknik Mesin 2019), Ahmada (S1 Pendidikan Teknik Otomotif 2020), dan Ira Choirotuz Zawaidah (S1 Fisika 2020).

Baca Juga: Daftar Kode Redeem FF Sabtu 18 September 2021: Klaim dan Dapatkan Skin Thompson Mob Guns!

Para petani banyak yang mengeluhkan berkurangnya hasil panen padi dari biasanya, hal itu disebabkan oleh hama tikus dan burung yang menyerang tanaman padi. Tim UM kemudian melakukan survei lapangan menuju Kelompok Tani Sri Rejeki pada awal Agustus lalu.

Ketua Kelompok Tani Sri Rejeki Nunu Hendra mengungkapkan masalah yang sering menjadi hambatan dalam panen menyebabkan penurunan signifikan pada musim ini.

“Panen padi pada musim kali ini mengalami penurunan, yaa sekitar 20 persen,” kata Nunu.

Baca Juga: RAMALAN Zodiak Karir 18 September 2021, Sagitarius Ada Keistimewaan Tak Terduga, Gemini Keinginan Tercapai

Selain itu Nunu juga menyebutkan beberapa car acara tradisional para  petani untuk bertahan dengan perangkap tikus, racun tikus, orang-orangan sawah, jaring, dan penggunaan tali yang mengkilap.

Hasil implementasi terbukti bahwa Aglonesco mampu mengatasi permasalahan dengan mengusir hama tikus dan burung pengganggu padi. Dengan sistem Aglonesco yang bekerja dari daya solar panel yang disimpan di baterai, pengusiran hama dapat dilakukan secara otomatis. Petani tak lagi menunggu padinya dari serangan hama burung.

Rancangan aglonesco terdiri dari Solar panels sebagai pengonversi sumber energi surya, Baterai yang menyimpan daya dari panel surya, Solar charge controller sebagai pengontrol kerja panel surya, digital timer yang mengatur waktu kerja alat, Motor DC dan PWM DC Motor yang mengatur putaran tiang penyangga elang. Tiruan elang yang berisi komponen-komponen seperti tweeter ultrasonic, Mp3 module, microcontroller ATMega 8, dan sensor Passive Infra Red.

Baca Juga: Teror! Kantor Pengacara LBH di Denpasar Dilempar Bom Molotov, Ini Kata Polresta Denpasar

Aglonesco mampu mengkonversikan cahaya matahari menjadi energi listrik melalui panel surya. Kemudian disimpan pada baterai dan selanjutnya diteruskan ke motor DC sehingga dapat memutar tiruan burung  elang. Terdapat sensor passive infrared yang dapat memprediksi adanya burung sehingga suara elang dan ultrasonic dapat berbunyi.  Saat siang hari alat bekerja untuk mengusir hama burung sedangkan saat malam hari alat bekerja untuk mengusir  tikus. 

Keunggulan Aglonesco dibandingkan dengan alat tradisional maupun alat yang telah ada adalah Aglonesco menggunakan suara ultrasonic dan suara elang yang dapat mengusir tikus juga dapat mengusir burung. Menggunakan energi terbarukan serta aman digunakan.

Dibandingkan dengan alat tradisional mitra, Aglonesco lebih efektif karena dapat bekerja secara otomatis dan tanpa harus dilakukan penjagaan manual pada alat secara terus menerus.

Baca Juga: RAMALAN SHIO Minggu 19 September 2021 Shio Monyet, Shio Kelinci, Shio Kambing dan Shio Babi Minta Nasihat!

Aglonesco Tim telah melakukan berbagai rangkaian kegiatan dalam hal penuntasan permasalahan Kelompok Tani Sri Rejeki.

Kegiatan sosialisasi kepada Kelompok Tani Sri Rejeki melalui via daring serta luring. Sosialisasi daring untuk menjelaskan gambaran cara kerja alat, perawatan alat, spesifikasi alat, dan pembenahan alat. Sementara itu sosialisasi secara luring untuk  mempraktikkan cara kerja alat, cara perawatan alat, dan cara pembenahan alat apabila terjadi kerusakan. Sosialisasi dilakukan agar Kelompok Tani Sri Rejeki mampu memahami alat yang akan digunakan untuk memberantas hama tanaman padi. ***

 

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x