102 Ekor Tukik Menetas di Sunrise Land Lombok, Labuhan Haji Lombok Timur, Hari ini Dilepas ke Alam Bebas

- 31 Juli 2022, 11:02 WIB
Salah seorang penjaga pantai di Sunrise Land Lombok tampak sedang memunguti telur dan tikik yang baru menatas.
Salah seorang penjaga pantai di Sunrise Land Lombok tampak sedang memunguti telur dan tikik yang baru menatas. /Sunrise Land Lombok/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM –Yadi, 42 tahun, salah seorang penjaga pantai Sunrise Land Lombok (SLL) tiba-tiba terperanjat menemukan tukik berhamburan menetas di sarangnya pada  Rabu 27 Juli 2022, pukul 05.30 WITA, beberapa saat usai subuh menjelang matahari terbit.

Ini merupakan temuan yang ke-tiga kali dalam kurun Mei-Juli. Sebelumnya ratusan Tukik yang ditemukan sudah dilepasliarkan oleh SLL. Saat menemukan Tukik-Tukik yang sudah berhamburan, Yadi dengan sigap mengumpulkannya dan menaruhnya pada wadah bak pelastik.

Selanjutnya ia menghubungi direktur SLL melaporkan hasil temuan tersebut.

Baca Juga: Download MB WhatsApp (WA) Mod Apk iOS V 14 Official Baru 2022, Ada 300 Tema Kustomisasi dan Anti Banned, Aman?

“Saya temukan anak-anak penyu itu sudah berhamburan saat orang turun sholat subuh, kemudian saya kumpulkan di bak pelastik yang saya ambil dari toilet, dan menghubungi direktur”, kisah Yadi dengan semangat, ketika itu.

Begitu direktur tiba bersama Duta Penyu SLL, langsung dilakukan dokumentasi dan pendataan. Hasil pendataan, tukik yang ada pada bak pelastik yang dikumpulkan Yadi berjumlah 102 ekor.

Karena Tukik yang menetas berasal dari lubang yang tidak teridentifikasi sebelumnya, maka dilakukan penyisiran untuk menemukan sumber lubangnya.

Baca Juga: Sedang Ramai Kunjungan, Hotel di Gili Trawangan Lombok Tiba-tiba Membara Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

Setelah menemukan sumber lubang, pengelola SLL melakukan penggalian, dan memastikan bahwa dari sana Tukik-Tukik itu berasal. Di antara cangkang-cangkang telur yang telah menetas, dari lubang tersebut juga ditemukan 3 butir telur yang belum sempat menetas. Setelah pendataan dirasa cukup, lubang tersebut kembali ditimbun.

Melalui hasil pendataan, lubang asal Tukik-Tukik tersebut berisikan 105 butir telur. 102 yang menetas dan 3 butur yang belum menetas. Jika mengacu pada kecendrungan, tingkat daya tetas telur penyu mencapai 60%, maka apa yang ditemukan di SLL amat sangat luar biasa, karena daya tetas telur penyu di SLL hampir mencapai 100%.

Hal tersebut tentu merupakan sinyalemen kuat bahwa SLL sangat potensial menjadi kawasan konservasi. Selama dua bulan terakhir pengelola SLL melakukan pendataan, jumlah telur yang tidak menetas paling banyak hanya 6 butir dalam satu lubang.

 Baca Juga: Serahkan Bantuan Sarana dan Prasana Bagi Pelaku Usaha Perikanan ke Nelayan, Bupati Jembrana Beri Pesan Begini

Hasil temuan-temuan tersebut beserta data-data yang telah dicatat dan didokumentasikan oleh pengelola SLL telah dikordinasikan dan disidtribusakan keberbagai pihak.

Harapannya informasi dan data-data yang telah dicatat serta didokumentasikan oleh pengelola dapat menjadi bahan tindak lanjut. Adapun pihak-pihak yang dihubungi adalah Tri Priyambodo Dosen Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Donan Satria Yudha Dosen Fakultas Biologi UGM, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Timur, BKSDA NTB, Ari Suhandi Indonesian Ecotourism Network (INDECON), Wildlife Conservation Society West Nusa Tenggara, dan beberapa rekan media.

Pihak-pihak yang telah dihubungi memberikan apresia luar biasa atas kegigihan inisatif bermodal semangat konservasi yang telah dilakukan anak-anak muda pengelola SLL. Beberapa pihak juga memberikan arahan-arahan. Priyambodo menyampaikan,

“Mantap sekali. Luar biasa. Perlu observasi lanjut setiap ada penyu bertelur, selalu dihitung yang tidak menetas. Bila tingkat menetasnya tinggi di atas 60%, maka SLL menjadi tempat ideal untuk konservasi.

Baca Juga: Download Minecraft Apk 1.19.20 Versi Terbaru Mediafire Support Android, iOS, PC, GRATIS? AwasLink Mod Apk

Data statistik yang sudah dimiliki SLL dapat menjadi bahan untuk pelaporan sebagai wilayah penangkaran/ konservasi penyu atau Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Mohon koordinasi dg BKSDA dan Dispar, kantor KLH dan pihak-pihak terkait”.

Dosen Kajian Pariwisata UGM itu juga merekomendasikan untuk segera mengagendakan pelepasliaran Tukik bersma-sama dan jika bisa terapkan program donasi untuk membantu biaya oprasional sementara kawan-kawan SLL dalam konservasi penyu.

Saat ini pengelola telah membuat kolam sederhana menggunakan terpal yang ditanam di pasir untuk penangkaran sementara 102 Tukik. Yudha mengapresiasi inisiatif tersebut.

Baca Juga: Sponsor Baru, Kualitas Rumput Dipta dan Training Center Bali United Bisa Terjaga

Dosen Biologi UGM itu menyampaikan, “Ide bagus mas Qori. Tolong dicatat dan tag GPS lokasi sarangnya, kemudian Tukik sebaiknya segera dirilis, mungkin bisa di-keep 5 atay 7 ekor untuk edukasi.

Jangan, sebelum dirilis, catat semua jumlah Tukiknya dan serahkan datanya ke BKSDA setempat. Mohon kalau dirilis, malam menjelang pagi atau maghrib ya mas, dan sebaiknya saat tidak sedang pasang tinggi”, sarannya.

 Prihal perekaman data, juga disarankan oleh Ari Suhandi (INDECON), “Mantap, tolong rekam datanya mas”, tulisnya dalam pesan WhatsApp.

 Baca Juga: Free Download GB WhatsApp (WA GB) Pro Apk Terbaru 2022, Lewat Androidwaves Benarkah Aman? Link Ori Lebih Baik

Mengenai hasil temuan-temuan habitat Penyu yang sangat kaya di SLL, Direktur SLL sangat berharap pihak-pihak terkait memberi perhatian khusus. Keberadaan Penyu di SLL sangat sejalan dan selaras dengan konsep pengembangan kepariwisataan di SLL, yaitu konservasi terselenggara. Bersih dan aman bagi manusia. Bersih dan aman bagi ekosistem. Sehingga menciptakan kenyamanan bagi semua, inklusif dan humanis.

Menurut rencana hari ini Minggu 31 Juli 2022 sore semua tukik yang sudah mentas akan dilepas kea lam bebas lewat sebuah seremoni, BKSDA, legislatif dan aparat setempat. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x