Melalui hasil pendataan, lubang asal Tukik-Tukik tersebut berisikan 105 butir telur. 102 yang menetas dan 3 butur yang belum menetas. Jika mengacu pada kecendrungan, tingkat daya tetas telur penyu mencapai 60%, maka apa yang ditemukan di SLL amat sangat luar biasa, karena daya tetas telur penyu di SLL hampir mencapai 100%.
Hal tersebut tentu merupakan sinyalemen kuat bahwa SLL sangat potensial menjadi kawasan konservasi. Selama dua bulan terakhir pengelola SLL melakukan pendataan, jumlah telur yang tidak menetas paling banyak hanya 6 butir dalam satu lubang.
Hasil temuan-temuan tersebut beserta data-data yang telah dicatat dan didokumentasikan oleh pengelola SLL telah dikordinasikan dan disidtribusakan keberbagai pihak.
Harapannya informasi dan data-data yang telah dicatat serta didokumentasikan oleh pengelola dapat menjadi bahan tindak lanjut. Adapun pihak-pihak yang dihubungi adalah Tri Priyambodo Dosen Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Donan Satria Yudha Dosen Fakultas Biologi UGM, Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Timur, BKSDA NTB, Ari Suhandi Indonesian Ecotourism Network (INDECON), Wildlife Conservation Society West Nusa Tenggara, dan beberapa rekan media.
Pihak-pihak yang telah dihubungi memberikan apresia luar biasa atas kegigihan inisatif bermodal semangat konservasi yang telah dilakukan anak-anak muda pengelola SLL. Beberapa pihak juga memberikan arahan-arahan. Priyambodo menyampaikan,
“Mantap sekali. Luar biasa. Perlu observasi lanjut setiap ada penyu bertelur, selalu dihitung yang tidak menetas. Bila tingkat menetasnya tinggi di atas 60%, maka SLL menjadi tempat ideal untuk konservasi.
Data statistik yang sudah dimiliki SLL dapat menjadi bahan untuk pelaporan sebagai wilayah penangkaran/ konservasi penyu atau Kawasan Ekosistem Esensial (KEE). Mohon koordinasi dg BKSDA dan Dispar, kantor KLH dan pihak-pihak terkait”.
Dosen Kajian Pariwisata UGM itu juga merekomendasikan untuk segera mengagendakan pelepasliaran Tukik bersma-sama dan jika bisa terapkan program donasi untuk membantu biaya oprasional sementara kawan-kawan SLL dalam konservasi penyu.