DENPASARUPDATE.COM – Pekan ini Bali dipastikan sudah membuka pintu penerbangan internasional. Negara pertama yang membuka penerbangan langsung ke Bali dan sebaliknya yakni Singapura.
Negara tetangga ini akan mengoperasikan penerbangan Singapore Airlines yang selama ini terhenti akibat pandemi Covid-19.
General Manager Singapore Airlines Indonesia, Alvin Seah menegaskan, Singapore Airlines akan mengoperasikan pesawat Boeing B787-10 berkapasitas 337 kursi pada rute ini.
Rencana ini pun disambut baik Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana saat bertemu awak media Minggu 30 Januari 2022.
Pihaknya akan menerapkan pola bubble untuk mengantisipasi penyebaran Corona khususnya varian Omicron. Karena itu tuturnya, Singapura sudah menetapkan beberapa hotel dan sudah dipastikan akan melakukan penerbangan ke Bali.
"Kita sudah menyiapkan tapi tidak pernah uji coba. Tidak hanya beberapa hotel tapi diharapkan seluruh Bali," kata Coik Ace, sapaan akrabnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja! Bank BTN Buka Loker S1 untuk Posisi ODP Syariah dan ODP Bisnis, Cek Kualifikasinya
Pihaknya memastikan ini akan terbang karena jadwal sudah keluar. Walau pertama baru Singapura sedangkan negara lain belum terlihat ada tanda-tanda mengikuti jejak Singapura.
"Mudah-mudahan ada beberapa Charter Flight ke tempat lain masuk ke Bali. Sesunguhnya kami sudah siap walaupun ada ada persyaratan yang berkembang tapi kita bisa mengikuti karena persiapan sudah dua tahun," Kata Mantan Bupati Gianyar ini.
Minimnya wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali lantaran ada beberapa kebijakan yang menjadi kendala. Padahal katanya, Kementerian Pariwisata sudah pernah mengadakan penelitian atau survei. Hasilnya 56 persen pelancong yang jadi responden ada keinginan besar ingin datang ke Bali.
Baca Juga: MENGANDUNG BAWANG! Ini 3 Kemenangan Kejuaraan Beregu Bulutangkis yang Bikin Haru Atlet PB Djarum
Wisman yang menduduki posisi teratas adalah Australia. Cok Ace mengatakan hasil survei ini menunjukkan pasar masih sangat tertarik ke Bali tapi ada persyaratan yang dianggap sangat berat seperti karantina, kemudian, direct flight dan visa.
"Ada beberapa sudah diperbaiki dengan ada perubahan-perubahan kedepannya bisa lebih terbuka lagi," ujarnya.
Karantina masih 7 hari dan visa juga menjadi masalah pelancong asing karena proses yang susah seperti harus melalui sponsor sehingga harga membengkak. Itu pula yang menyebabkan antara keinginan dan realisasi tak nyambung. ***