"Ketika harga beras mahal kita ingin menurunkan harga gabah. Konyol sekali," tegasnya.
Kepala Bulog Kanwil Bali Sony Supriyadi sendiri menanggapi pernyataan Nyoman Parta diakui karena wewenang Bulog Provinsi Bali yang terbatas.
Pihaknya mengatakan hanya sebagai operator daerah bukan penentu kebijakan.
Baca Juga: PKK Kabupaten Manggarai Barat Jadikan Kabupaten Badung Lokus Studi Tiru
"Itu salah anu sajalah. Kami sudah berupaya untuk memenuhi kadang cuma anu komunikasi jalani dengan baik," ujarnya.
Ia mengatakan Sony sebagai Kepala Bulog sudah berupaya memenuhi dengan berdiskusi bersama tim.
Selain itu mengenai persoalan pembelian gabah petani, diakuinya harga sesuai aturan harga pembelian pemerintah (HPP). Bulog beli dari petani harga gabah Rp 6.300 kendati diakui harga di luaran itu standar Rp 7.000 hingga Rp 7.800.
Baca Juga: Bupati Giri Prasta Hadiri HUT Ke-41 ST. Tri Eka Dharma Shanti Br. Tangkeban Cemagi
"Kalau ada perintah pusat kami laksanakan (membeli gabah lokal sesuai permintaan petani,red).Sekarang sudah Rp 7.000 hingga Rp 7.800. Tapi kalau ada perintah dari pusat kami akan laksanakan dengan skema apa asal ada petunjuk dari pusat kami laksanakan," terangnya.
Diakuinya sampai saat ini belum ada perintah dari Bulog Pusat untuk membeli harga gabah lokal sesuai harga petani.Sedangkan selama ini beras yang dijual oleh Bulog Bali adalah beras impor dari Thailand. ***