INGAT! Gaya Hidup Buruk; Junk Food, Merokok dan Konsumsi Alkohol Bisa Jadi Pemicu Kanker Paru

4 Februari 2021, 15:40 WIB
Ilustrasi kanker /Pixabay/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Kanker bukan penyakit baru. Tapi fakta menunjukkan penyakit ini selalu ada setiap zaman. Bahkan, jumlah kasus dari masa ke masa kian meningkat.

Ini salah satunya dipicu oleh gaya hidup yang buruk. Berdasar data Globocan 2018, sebanyak 26.095 orang di Indonesia meninggal karena kanker paru-paru setiap tahunnya.

Angka ini tertinggi atau mencapai 19,3 persen dibandingkan total kematian dari seluruh kanker lainnya Kasus baru mencapai 30.023, disebut sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga: Youtuber Maell Lee Gugat Cerai Istrinya, Intan: Menemani Dari Nol hingga Sukses Tak Menjamin Kebahagiaan

Dokter spesialis paru Kasum Supriadi mengatakan gaya hidup buruk yang seperti mengonsumsi makanan junk food, merokok, berlebihan mengonsumsi alkohol serta berat badan berlebih bisa menjadi pencetus kanker.

Selain gaya hidup, perubahan gen atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut diwaspadai. Diuraikan Kasum, jika ada anggota keluarga terdiagnosis kanker paru, maka sebaiknya menjalani pemeriksaan dini dan berkala untuk mendeteksi gejala kanker sedini mungkin.

"Ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru," beber Kasum dalam siaran persnya dikutip DenpasarUpdate.Com dari laman antaranews.com, Kamis 4 Februari 2021.

Baca Juga: Dilaporkan Hilang, Anjani Dikabarkan Menarik Uang dari ATM di Surabaya

Dikatakan, diagnosis kanker paru salah satunya jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada pada saluran pernapasan, parenkim paru atau pada pembungkus paru.

"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai,” kata dia.

Apabila diagnosis sudah tegak, Kasum menyarankan agar keluarga memastikan suplai oksigen pasien dengan memantau tanda vital pernapasan, tensi, suhu, nadi dan saturasi oksigen.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 4 Februari 2021, Pak Jaja Bongkar Rahasia, Kiki Kasih Al Anting, Andin& Al Selidiki Elsa

Apabila terlihat perubahan yang menurun maka segera konsultasikan ke dokter untuk menentukan apakah pasien perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit atau tidak.

Disebutkan, pasien kanker paru stadium 4 memiliki angka progresifitas atau stadium lanjut yang cepat. Mereka ini rata-rata dilaporkan meninggal dunia dalam jangka waktu kurang dari enam bulan karena faktor infeksi.

Guna mencegah progresifitas sekaligus menurunkan prevalensi kanker paru, dia mengajak masyarakat meningkatkan literasi kesehatan soal kanker paru mencakup mengetahui gejala walaupun tidak semua kanker menunjukkan gejala dini, tahapan penyembuhan hingga cara memperlakukan pasien kanker demi membantu proses penyembuhannya.

Baca Juga: Epic Comeback, Barca Akhirnya Melaju ke Semifinal Coppa Del Rey

Di sisi lain, dr Yosef Fransiscus mengajak masyarakat melakukan gaya hidup sehat setiap hari sebagai upaya melawan kanker.

“Kita dapat meraih hari esok jika fisik dan finansial kita sehat. Untuk itu, sangat baik jika kita mulai melakukan gaya hidup sehat, yaitu memperbaiki asupan dengan yang bergizi dan rutin berolahraga. Perlu juga menyeimbangkan waktu antara bekerja dan beristirahat serta memiliki pola pikir yang positif dan terbuka,” ujar Yosef. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler