DENPASARUPDATE.COM – Atmosfer politik di arena Pilpres Amerika Serikat kian memanas. Kali ini kandidat Presiden Amerika Serikat yang diusung Partai Demokrat Joe Biden, “ngamuk-ngamuk”.
CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Twitter Jack Dorsey diperintahkan untuk bersaksi atas dugaan penyensoran atas artikel di New York Post yang kontroversial mengenai calon presiden Joe Biden. Artikel tersebut mengungkapkan email dan foto yang diklaim New York Post disalin dari laptop putra Joe Biden, Hunter Biden.
Dikutip dari BBC International di Jakarta, Jumat, 23 Oktober 2020), Twitter mengatakan bahwa cerita tersebut telah melanggar kebijakan karena berdasarkan materi yang diretas dari laptop Hunter Biden.
Baca Juga: Penjualan Sempat Anjlok, Matahari Dept Store Perlahan Mulai Stabil
Sementara Facebook telah membatasi penyebarannya di berita itu dan dilabeli 'diperiksa fakta'. Langkah tersebut memicu tuduhan sensor dan bias pro-Biden dari anggota parlemen Republik
Karena hal itu, 12 Republikan di Komite Kehakiman Senat telah memilih untuk memaksa dua kepala eksekutif untuk bersaksi tentang penanganan masalah tersebut.
Dorsey dan Zuckerberg akan muncul di depan Komite Perdagangan Senat minggu depan, bersama CEO Google Sundar Pichai untuk memberikan bukti atas klaim bias anti-konservatif.
Baca Juga: WOW! No Time To Die Habiskan Rp 1 Miliar Untuk Semprotkan Coca-Cola
Senator Republik Ted Cruz, yang duduk di Komite Kehakiman Senat, berkicau di Twitter bahwa CEO teknologi besar tengah mabuk kekuasaan dan harus dimintai pertanggungjawaban.