DENPASARUPDATE.COM - Puluah ribu orang di bebearapa negara di Eropa telah memprotes tindakan anti Covid-19 dengan peraturan yang rumit, pembatasan berskala besar dan keharusan untuk melakukan vaksinasi bagi warganya.
Di Prancis diperkirakan 160.000 pengunjuk rasa turun ke jalan dalam protes nasional terhadap izin kesehatan presiden Emmanuel Macron yang mengakibatkan akses ke restoran dan ruang publik bagi orang yang tidak divaksinasi turun secara drastis.
“Kebebasan, kebebasan,” teriak demonstran di Prancis dan membawa plakat mencela, “Macron, Tyrant”, “Big Pharma membelenggu kebebasan,” atau mengatakan “Tidak untuk rasa malu,” tulisan demonstran dalam plakat, yang membuat polisi Prancis harus menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan pengunjuk rasa di ibu kota Paris.
Aksi serupa dilakukan oleh para demonstrasi di seluruh Italia terutama di kota Napoli, Roma dan Turin dengan meneriakkan “Kebebasan dan jatuhkan kediktatoran”, aksi itulah yang disebut Pas Hijau atau Jalan Hijau.
Pemberlakuan sertifikat akan dilaksanakan mulai awal depan untuk makan di restoran dan mengunjungi bioskop di antara kegiatan dalam ruangan lainnya. Banyak orang berkumpul tanpa menggunakan masker, tetapi jumlah pemilih lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.
Di London ribuan orang juga turut melakukan aksi protes dan menentang apa yang mereka gambarkan sebagai pengikisan kebebasan sipil. Demonstran mengatakan aplikasi lacak dari pemerintah Inggris membatasi pergerakan mereka, dengan lebiih dari 600.000 orang diminta untuk mengasingkan diri satu minggu dalam sebulan.
Dilansir Denpasar Update dari laman Aljazeera pada 25 Juli 2021 Gabriel Scally, seorang profesor tamu kesehatan masyarakat di Universitas Briostol bahwa tidak ada yang baru dalam penentangan terhadap pandemi.