Seperti kambing, bebek, babi dan anjing. Masyarakat Bali mempercayai danau dan laut sumber air yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
“Ini juga bertujuan menjaga harmonisasi dengan alam. Di samping itu, untuk meminta perlindungan dan keselamatan dari Tuhan,” ujar Sukadani.
Disinggung mengenai pemilihan tempat di Pura Segara Penimbangan, Sukadani menyebutkan bahwa upacara ini memang dilaksanakan di tepi pantai atau laut.
Laut menjadi tempat yang sakral sehingga dilakukan di tepi laut.
Selain itu, ada petunjuk niskala yang diterima oleh pemangku di pura tersebut dimana bahwa upacara Mepapada Pemahayu Jagat Tawur Labuh Gentuh belum pernah dilakukan dalam 25 tahun terakhir.
Pura Segara Penimbangan juga memiliki sejarah penting di dalamnya.
“Penimbangan yang berarti seimbang. Untuk menjaga keseimbangan itu sih makna dari pemilihan Pura Segara Penimbangan. Ini juga alam yang berproses sehingga dipilih Pura Segara Penimbangan,” sebut dia.
Sementara itu, Sekda Buleleng Gede Suyasa yang juga berkesempatan hadir mengungkapkan bahwa masyarakat Bali sangat mempercayai upacara-upacara adat atau agama yang berlangsung di alam.