Pra-PON 2023: Peraih Perak PON Papua Absen dan Kembali ke Format Lama, Bulutangkis Bali Waspada

- 20 Januari 2023, 11:38 WIB
Pebulutangkis Bali Komang Ayu Cahya tertunduk lesu saat gagal meraih poin di final tunggal putri PON XX/2021, Papua. Penghuni Pelatnas PBSI 2023 tersebut sudah melewati batas umur yang ditetapkan PB PBSI untuk PON 2024
Pebulutangkis Bali Komang Ayu Cahya tertunduk lesu saat gagal meraih poin di final tunggal putri PON XX/2021, Papua. Penghuni Pelatnas PBSI 2023 tersebut sudah melewati batas umur yang ditetapkan PB PBSI untuk PON 2024 /Tegar Putra Jaya

DENPASARUPDATE.COM – PB PBSI sudah mengeluarkan surat keputusan a(SK) terkait pelaksanaan Pra-PO 2023. Dalam SK tersebut, ditetapkan soal Batasan umur dan juga kuota untuk pebulutangkis yang berhak lolos ke PON XX/2024, Sumut-Aceh.

Kuota tersebut sesuai dengan wilayah saat Pra-PON nanti. Terkait wilayah inilah yang menjadi perhatian serius. Sebab sudah ditetapkan jika ada penambahan provinsi yang masuk dalam wilayah 1,2,3, dan 5. Otomatis, kuota atlet juga bertambah yaitu juara dan runner up dari masing-masing wilayah untuk beregu serta perorangan yang berhak lolos ke PON 2024.

Untuk wilayah 4 dan 6, tidak ada penambahan kuota provinsi dan regulasi masih tetap sama. Juara di wilayah tersebut mendapatkan kuota beregu dan perorangan. Sedangkan runner up hanya mendapat jatah di nomor perorangan saja.

Dengan kondisi ini, Bali kemungkinan besar berada di wilayah 3. Namun jalan berat harus dilalui pebulutangkis Pulau Dewata. Sebab ada dua daerah kuat yang menghuni wilayah tiga yaitu Yogyakarta dan Banten.

Baca Juga: No Guling-Guling! Suporter Ingatkan Bali United Tidak Ulur Waktu Hadapi PSM dan Kobarkan Semangat Puputan

Jika benar berada di wilayah 3, Bali perlu waspada. Pengprov PBSI Bali wajib mempersiapkan pebulutangkis yang matang secara teknik dan mental karena persaingan yang cukup ketat di wilayah 3. Gagal lolos ke PON XXI bisa saja terjadi dengan melihat kekuatan Yogyakarta dan Banten.

Di Pra-PON 2019, Bali sedikit diuntungkan karena menghadapi Nusa Tenggara Barat dan NTT. Ayu Gary Luna Maharani dkk saat itu berhasil berada di peringkat pertama. Keajaiban berlanjut di PON XX/2021, Papua.

Bali berhasil membawa pulang perak dan perunggu. Medali perak menjadi sejarah karena Bali belum meraih medali perak Sejak PON I pada tahun 1948 di Surakarta. Lantas bagaimana Pengprov PBSI Bali menyikapi hal ini?

Sekum PBSI Bali I Gusti Bagus Arya Candra Palasara mengungkapkan, pembentukan tim Pra-PON yang solid itu harus dilakukan sesegera mungkin dengan dua acuan yakni rangking nasional atlet dan hasil Porprov Bali XV lalu.

Halaman:

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x