DENPASARUPDATE.COM –Pariwisata Bali yang dulu jadi andalan tambang devisa Negara, saat ini sudah tak dapat diandalkan lagi menyusul dihantam badai Covid-19 tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Bali pun tenggelam hingga sempat menyentuh level minus 12 persen. Angka terburuk dalam catatan sejarah perekonomian Bali.
Menyikapi hal ini Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga selaku Ketua BPD PHRI Provinsi Bali mengajak jajarannya memikirkan dan merumuskan konsep masa depan pariwisata Bali, saat membuka Rakerda II PHRI Bali di Ruang Pertemuan Bali Tourism Board, Sabtu 5 Februari 2022.
Wagub Cok Ace menekankan beberapa hal yang harus dilakukan pelaku pariwisata yaitu membangun sinergi lintas usaha dan lintas negara serta cermat membaca situasi yang berkembang di dalam dan luar negeri. Lebih jauh ia menekankan bahwa perkembangan pariwisata tak bisa dilepaskan dari berbagai faktor pendukung seperti sosial, politik, ekonomi, budaya dan keamanan.
Pertama terkait faktor sosial, ia menyebut pelaku usaha bidang pariwisata saat ini menghadapi situasi pelik, salah satunya keputusan PHK dan tuntutan karyawan untuk kembali dipekerjakan secara penuh karena menganggap situasi mulai pulih. Wagub Cok Ace berharap, jajaran manajemen bisa menyikapi situasi ini dengan bijak.
"Masyarakat kita saat ini sensitif dan mudah tersinggung karena tekanan ekonomi yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Kita harus bisa menjelaskankan secara terbuka gambaran dan kondisi kongkret perusahan dalam bahasa yang tepat kepada pegawai," ucapnya.
Faktor lain yang patut diperhitungkan adalah politik, karena 2023 sudah masuk tahun politik sebagai bagian dari persiapan perhelatan pemilu serentak 2024. Salah satu konsekwensinya adalah fokus pemerintah terhadap sektor pariwisata bisa jadi sedikit berkurang karena harus fokus pada hajatan besar.