Dalam acara itu juga hadir Gubernur Bali Wayan Koster, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Lanjutnya, saat itu juga Mega memanggil Gubernur Bali Wayan Koster dan menyampaikan sikap penolakannya sehingga didengar oleh Presiden Joko Widodo.
Selain itu, sempat bertanya dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi ada apa dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai? Ia menyarankan kalau kurang, bisa dibuatkan runway (landasan pacu). Penolakan bukan tanpa alasan, berkaca saat pandemi Covid-19, pariwisata tiba-tiba terhenti sehingga pertumbuhan ekonomi minus.
Baca Juga: Shin Tae-yong Umumkan Kepada Media Korea Selatan Akan Stay Bersama Timnas Indonesia, Simak Alasannya
Siapa yang akan naik di Buleleng kalau jadi ada bandara? Katanya, Presiden pertama RI Sukarno dulu sudah mendesain, penumpang atau pengunjung mancanegara turun di I Gusti Ngurah Rai.
"Kalau jadi itu bandara di Buleleng, di Ngurah Rai ya, di Buleleng ya tidak sumpek itu bagi rakyat Bali," ucap Mantan Presiden RI ini.
Menurutnya, yang datang hanya orang asing dan Bali akan dipenuhi orang asing. Ia meminta kenapa tidak disempurnakan bandara yang ada dengan membuat segitiga antara Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Juanda di Surabaya dan Bandara Banyuwangi.
Baca Juga: Tekuk Rans Nusantara FC, PSIS Semarang Sukses Buktikan Petik Tiga Poin, Ini Kata Suporter
"Saya bilang why not saya pernah presiden lho buat triangle gitu Ngurah Rai Bali, terus Banyuwangi terus Surabaya," ucapnya. Megawati menyatakan dirinya ngamuk ketika rencana pembangunan Bandara di Buleleng. " Ngamuk saya, ngamuk lah. Tulis Ibu Mega ngamuk," celotehnya.
Selain itu, masih di dalam sambutannya, Megawati meminta Gubernur Bali Wayan Koster untuk tidak mengubah aturan tinggi bangunan di Bali yang tidak boleh melebihi pohon kelapa. Aturan itu sudah ada saat ayahya Sukarno sebagai presiden. Meski dia juga prihatin dengan saat ini karena dia tidak lagi melihat banyak pohon kelapa di Bali.
"Jangan diubah aturan, hotel rumah tidak lebih tinggi dari pohon kelapa. Itu perintah Bung Karno, why. Waktu keliling, dulu banyak pohon kelapanya kenapa sekarang sudah tidak ada ya. Saya masuk tidak ada. Itu kan indah banget," celoteh Mega. ***