Tidak hanya dengan Albania, kesepakatan serupa juga dilakukan dengan Indonesia.
Ini terlihat saat kunjungan virtual Menristek RI, Bambang Brodjonegoro kepada Menteri Teknologi dan Industri Turki, Mustafa Varank 28 Juli 2020 lalu.
Baca Juga: Termasuk Bali, Hasto Sebut PDIP Akan Umumkan 75 Calon Kepala Daerah Lagi Jelang HUT RI ke 75
Dalam kunjungan resmi secara daring tersebut, kedua Menteri membahas perkembangan teknologi serta peluang kerja sama di bidang dirgantara, salah satunya industri roket militer dan pesawat tanpa awak atau drone, dan industri pesawat terbang komersial (N-219 dan R-80),
Selain itu, juga kedua negara siap untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan vaksin serta obat Covid-19.
“Indonesia sangat terbuka untuk memperkuat kerjasama di bidang-bidang yang sudah dibahas. Karena itu kita setuju membahas memorandum kesepakatan di masing-masing bidang sesegera mungkin dan juga menandatangani sebuah Perjanjian Payung diantara kedua Menteri yang akan menjadi payung bagi kerja sama-kerja sama tersebut”, kata Menristek RI Bambang Brodjonegoro dalam pertemuan daring seperti dikutip dari Humas Kemenlu.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan informasi WHO, Turki adalah satu dari empat negara/pihak di dunia yang sudah mencapai kemajuan paling berarti dalam pengembangan vaksin di dunia.
Sementara itu, PT. Bio Farma adalah salah satu industri vaksin paling besar di dunia Islam. Di bidang industri pesawat terbang komersial, Indonesia memiliki pengalaman panjang.
Saat ini terdapat 3 proyek pengembangan pesawat terbang yang sedang dilakukan Indonesia yaitu N-219 dan N-245 oleh PT. Dirgantara Indonesia serta R-80 oleh PT. RAI.