Makna Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka Bagi Umat Hindu; Memotivasi Keseimbangan Jiwa Dalam Tawur Kesanga

- 2 Maret 2022, 22:19 WIB
Upacara Tawur Kesanga merupakan ritual wajib menjelang hari suci Nyepi menyambut tahun baru Saka bagi umat Hindu
Upacara Tawur Kesanga merupakan ritual wajib menjelang hari suci Nyepi menyambut tahun baru Saka bagi umat Hindu /antaranews.com/Denpasar Update

DENPASARUPDATE.COM – Perayaan Hari Raya Nyepi akan dilaksanakan pada Kamis, 3 Maret 2022. Nyepi adalah hari suci bagi umat Hindu yang dirayakan menggunakan hitungan kalender umat Hindu di Indonesia yang dikenal sebagai Tahun Baru Saka.

Dikutip oleh tim Denpasarupdate.com dari laman resmi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Nyepi memiliki arti keheningan.

Hari Raya Nyepi adalah salah satu hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap penanggal apisan sasih kadasa sebagai sambutan datangnya tahun baru Caka.

Baca Juga: Sambut Hari Suci Nyepi, KMHDI Ajak Umat Hindu Refleksi Diri, Ini Persoalan Ditengah Umat Hindu Saat ini


Pengertian Nyepi


Nyepi berasal dari kata sepi. Dalam banyak arti, sepi berarti sunyi, senyap, tanpa kegiatan dan lenggang. Sehingga perayaan Nyepi adalah wujud hari keheningan dan mendoakan supaya terwujud kedamaian.

Nyepi diperingati untuk menyambut tahun baru Caka. Sejarah mencatat India adalah tempat lahir dan berkembangnya tahun saka.

Dahulu terdapat begitu banyak suku bangsa di India yang saling bermusuhan untuk menjajah dan menguasai daerah lain.

Baca Juga: Nelayan Temukan Jenazah tanpa Identitas Terapung di Pantai Magening, Ini Identifikasi dan Dugaan Polisi


Ketika salah satu suku yaitu Saka mengalami masa jaya dan digdaya, mereka berhasil menduduki suku-suku bangsa lainnya. Suku Saka adalah suku bangsa pengembara yang dikenal ramah dan riang dalam menghadapi kehidupan.

Memaknai Nyepi


Pelaksanaan Hari Raya Nyepi memiliki makna mendalam yang sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan masa depan, sebab melaksanakan Upacara Tawur Kesanga berarti melestarikan alam dan menjaga keseimbangan.

Umat Hindu memaknai Bhuta Yajna (Tawur Kesanga) secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.

Baca Juga: JANGAN GEGABAH! Zodiak Ini Perlu Hemat dan Cari Tambahan Uang, Siapakah Mereka? Ramalan 3 Maret 2022


Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat buruk yang melekat pada diri manusia seperti serakah. Dengan pengertian yang dilontarkan mengingat kata "tawur" yang berarti mengembalikan atau membayar.

Manusia selalu bergantung dan mengambil sumber-sumber alam untuk bertahan hidup. Kegiatan mengambil perlu diimbangi dengan memberi, dalam hal ini berupa persembahan dengan tulus ikhlas. Sehingga Karma Wasana dalam jiwa menjadi seimbang.

Tawur Kesanga dapat memotivasi keseimbangan jiwa. Nilai inilah yang sedang ditanamkan sebagai makna dan pelaksanaan setiap perayaan Nyepi dalam menyambut tahun baru Saka.

Baca Juga: Tayang Hari Ini! The Pirates: The Last Royal Treasure Dibintangi Han Hyo Joo dan Lee Kwang Soo



Umat Hindu di Bali juga melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dengan segala kelengkapan dan hati tulus ikhlas, tertib menuju samudra atau mata air yang dianggap suci.

Upacara Melasti dilakukan dengan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah itu, pratima dan segala kelengkapan diusung ke Balai Agung di Pura Desa Bali. Sebelum kegiatan Ngrupuk, dilakukan nyejer dan selama itu umat Hindu melaksanakan persembahyangan.

Makna pelaksanaan upacara Melasti yang mirip dengan upacara Nagar Sankirtan di India ini, pratima merupakan lambang wahana Ida Bhatara yang diusung keliling desa menuju laut dengan tujuan agar kesucian pratima turut menyucikan desa yang dilewati. ***

Editor: I Gusti Ngurah Kartika Mahayadnya

Sumber: Denpasar Update


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x