Dharmayatra ke Ayodhya Temple India, I Ketut Suardana Ayah Putri Indonesia 2022 Kisahkan Perjalanan Spritual

- 6 Maret 2024, 13:15 WIB
Ketum Asprov PSSI Bali Ketut Suardana, Puteri Indonesia 2022 Lakshmi DeNefee Suardana, bersama sang Istri saat Dharmayatra ke India
Ketum Asprov PSSI Bali Ketut Suardana, Puteri Indonesia 2022 Lakshmi DeNefee Suardana, bersama sang Istri saat Dharmayatra ke India /ISTIMEWA

DENPASARUPDATE.COM  - Dharmayatra ke Ayodhya Temple India, sosok I Ketut Suardana Ayahanda Putri Indonesia 2022 Laksmi Shari DNS Kisahkan Perjalanan spiritualnya.

Secara lengkap perjalanan suci I Ketut Suardana bersama keluarga ke beberapa lokasi sejarah agama Hindu di India, dibeberkan disini.

Ketua Asprov PSSI Bali ini mengisahkan semua kejadian yang dialami selama perjalanannya suci dari Indonesia hingga ke India, sejak 31 Januari hingga 12 Februari 2024. 

Ketut Suardana juga ditemani sang istri Janet Deneefe. Karena saat itu sang istri juga diundang ke India untuk menghadiri Jaipur Literature Festival 2024.

Sementara, si buah hati Ketut Suardana yakni Putri Indonesia 2022 Laksmi Shari DNS ingin ke India untuk menggali lebih dalam kehidupan orang India, tentang budaya, music, spiritualitas, kuliner dan sebagainya, termasuk fashionnya.

Salah satu kisah menarik yang diidamkan umat hindu di Bali yang dialami I Ketut Suardana yakni mencicipi manisan kesukaan Shri Krishna ketika dalam perjalanan darat dari Ayodhya ke Locknow City. Karena saat itu, Ketut Suardana harus kembali ke Delhi melalui Locknow City.

Ia terkejut karena manisan yang dihidangkan di lokasi itu sama rasanya seperti yang dibikin oleh Radha untuk dipersembahkan kepada Shri Krishna. Manisan itu dibuat dari susu murni.

Ingin tahu lengkap kisah perjalanan spiritual hindu sosok Ketut Suardana, simak penuturannya dibawah ini.

*Perjalanan ke India Jelang Pemilu 14 Februari 2024

Berpetualang ke India sangat menarik, entah kenapa? Apakah karena kehidupan orang India, secara nyata masih terlihat sangat klasik, dalam kesehariannya, mereka masih melaksanakan tradisi kuno (Sanatana Dharma).

Juga ada perpaduan kehidupan antara masa klasik dengan masa modern, ini yang sangat menarik barangkali!

Saya dan istri sudah beberapa kali ke India, tapi kali ini kami ditemani Putri kami, Putri Indonesia 2022, Laksmi Shari DNS, kali pertama dia ikut, dia ingin tahu bagaimana kondisi real kehidupan orang India, tentang budaya, music, spiritualitas, kuliner dan sebagainya, termasuk fashionnya.

Petualangan di India kali ini kami awali dari Mumbai landed tanggal 31 Januari 2024 malam. Kemudian kami melanjutkan petualangan kami untuk menghadiri Jaipur Literature Festival 2024.

Setelah Jaipur kami pergi mengunjungi Varanasi, dari Varanasi kemudian kami pergi ke Delhi, dan Tiba Delhi February 9 2024.

Baca Juga: Empat Wisata Bali Tersembunyi di Bali Selatan, Cocok Datang Berdua, Hati-hati Surfing Ancaman Bahaya Ini Depan Mata

Kami hanya punya waktu 3 hari saja di Delhi, karena February 12 2024 kami sudah harus balık ke Indonesia untuk berpatisipasi dalam Pesta Demokrasi Indonesia yaitu Pilpres dan Pileg (pemilihan umum /pemilu 2024).

 

*Gara-gara Taj Mahal dan Candi Ayodhya,
Ketut Suardana Berpisah dengan Istri dan Anak

Saat berada di Delhi, waktu Ketut Suardana bersama istri dan sang anak sangat singkat. Sehingga di Delhi mereka harus menentukan pilihan, mau pergi kemana?

Mengingat lokasi yang mau dikunjungi letaknya berjauhan, sehingga harus menentukan pilihan, siapa yang mau pergi ke Agra (Taj Mahal) dan Vrindavan, dan siapa yang mau pergi ke Ayodhya.

Akhirnya Istri dan anak saya serta temen lain pilih pergi ke Agra dan Vrindavan. Pilihan saya sendiri pergi ke Ayodhya, memang sebagai tujuan utama saya pergi ke India kali ini.

Perjalanan ke Ayodhya saya ditemani oleh sahabat lama darı Delhi, kami berdua naik pesawat untuk menghemat waktu. Perjalanan darı Delhi-Ayodhya bisa juga ditempuh melalui darat, tapi butuh waktu 7 jam, dengan naik pesawat hanya 55 menit.

Ayodhya Ram Temple, secara resmi dibuka oleh PM Modi pada 22 Januari 2024. Ayodhya awalnya adalah sebuah kota kecil dan tidak begitu ramai, berada di negara bagian Uttar Pradesh.

Tetapi semenjak Ram Temple ini diresmikan oleh Modi, kota ini mendadak menjadi sangat ramai, akibatnya kota yang dulunya sepi kini mengalami kemacetan disana-sini.


Walaupun sudah disediakan parkir yang sangat luas, akibat Darin pintu keluar masuk kota Ayodhya volume kendaraan begitu tinggi, kemacetan terjadi.

Rest Area yang sangat luas sudah disediakan oleh Pemerintah untuk bisa dipakai istirahat dan memasak bagi para pilgrims yang datang dari jauh, makanan gratispun ada juga tersedia.

Kota Ayodhya betul-betul dibanjiri oleh pemeluk Hindu untuk Dharmayatra, baik oleh masyarakat India sendiri yang datang dari berbagai panjuru negara bagian India, juga pemeluk Hindu dan Penggiat Spiritual dari berbagai negara.


Kedatangan philgrim ke Ayodhya dengan sarana transportasi, seperti; Kereta api, Bus, Truck, kendaraan pribadi mobil atau sepeda motor serta Bajaj berseliweran. Bunyi klakson yang bersaut-sautan, kadangkala sangat mengganggu telinga dan lucunya lagi di kendaraannya tertulis “Blow Your Horn Please”.

Pesawat udarapun bertambah ramai di langit Ayodhya, pesawat darı berbagai Maskapai penerbangan domestic datang dan pergi dari Ayodhya International Airport.

Ramainya orang melakukan Dharmayatra ke Ayodhya, ticket pesawat menjadi masalah, kami, harus balik ke Delhi hari itu juga. Terpaksa kami harus cari alternatif untuk balik ke Delhi via Locknow dan kami booking ticket dapat jam 3 pagi.

Sebenarnya bisa saja kami balik ke Delhi melalui darat, tetapi saya pilih ke Locknow, karena ingin tahu juga seperti apa kota ini, kota yang dikenal sebagai kota textile.


*Cicipi Manisan Kesukaan Shri Dewa Krishna

Perjalanan dari Ayodhya ke Locknow City ditempuh sekitar 3 jam lebih. Sebelum kami merapat di Locknow City, di tengah perjalanan saya bertanya kepada bapak sopir! Uncle kenapa banyak kendaraan stop disini?

Bapak Sopir yang saya panggil uncle untuk menghormati dan menyenagi hatinya sang sopir, dia jawab; disini orang bisa menikmati manisan yang sangat lezat sekali, orang-orang yang lewat disini, mereka pastı turun untuk menikmati Manisan yang lezat itu.

Teman yang saya ajak traveling bersama darı Delhi juga bilang, Manisan yang dihidangkan disini sama rasanya seperti yang dibikin oleh Radha untuk dipersembahkan kepada Shri Krishna, dibuat dari susu murni. Waah saya ingat dengan series Film Radha Krishna, seketika selera untuk mencicipi muncul.

 

Saya coba satu porsi … waah ….. enak nian, rasanya selembut salju dan saya tambah satu porsi lagi hahaha… yummy.


Akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Locknow City, dan kami sampai di Locknow city sekitar jam 8 malam.

Mengingat ticket pesawat kamı terbang ke Delhi Jam 3 pagi, kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan di Mall untuk makan malam.

Tidak hanya music Punjabi yang enak didengar tapi Punjabi Food pun nikmat. Haripun sudah larut malam, dan tidak banyak yang bisa dilihat lagi, Locknow City adalah ibu kotanya Uttar Pradesh.

Keluar Mall kami keliling kota, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Locknow Airport yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota.

Sebelum kami meninggalkan Ayodhya menuju Locknow, kami singgah di sebuah restaurant cukup besar.

Seorang Karyawan restaurant mendekati meja kami, dia bilang stock makanan kami ludes, kami hanya dapat menghidangkan Mie instant dan minuman ringan saja.

Saya jawab! maaf kami hanya mau minum coffee saja. Rasa coffee biasa saja, mungkin karena orang India kebanyakan lebih suka minum teh.


Saat kami di restaurant, saya banyak dapat informasi, seperti apa yang diterjemahkan oleh teman saya, setiap harinya kunjungan orang-orang ke Ram Temple setiap harinya mendekati 200.000 orang, tapi hari ini yang melakukan perjalanan suci ke Ayodhya, jumlahnya meningkat, darı semenjak Ram Temple ini dibuka.


Tujuan utama devotee Shri Rama adalah untuk melakukan pemujaan kepada Dewa Rama, Dewa yang paling dihormati oleh masyarakat India sebagai Awatar Dewa Wisnu.

Ram Temple lokasinya juga berdekatan dengan Hanuman Mandir dan Ganesha Mandir, sehingga semakin hiruk pikuknya suasana darı kunjungan para bhakta untuk melakukan dharmayatra ke mandir-mandir tersebut.

Suasana kota begitu hiruk pikuk, tetapi suasana tetap tertib, penjagaan Polisi Pamong Praja India sangat sigap untuk melayani para bhakta baik diluar Mandir maupun didalam Mandir.

 

*Bertemu Mr Champat Rai Orang Kepercayaan PM India Narendra Modi di Sri Ram Temple

Pukul 11.10 pesawat kami mendarat di Ayodhya İnternational Airport, saya ditemani sahabat asal India keluar dari Airport dengan menyewa mobil Inova beserta sopir.

Kami langsung bergerak menuju Ram Temple yang jaraknya tidak begitu jauh darı airport, tapi karena kemacetan begitu parah, sampai-sampai saya terlambat satu setengah jam untuk diterima oleh Mr Champat Rai.

Beliau adalah chairman dari pembangunan Sri Ram temple yang proses pembagunannya masih berlanjut.

Untung beliau dengan sangat sabar mau menunggu kedatangan kami, jika tidak kami harus antre berjam-jam untuk bisa masuk temple dengan berhimpitan diantara ribuan orang.

Penjagaan masuk ke Temple sangat ketat, orang tidak dijinkan untuk membawa ponsel, apalagi untuk mengambil gambar.

Keterlambatan kedatangan kami di Ram Temple, berkat kesalahan saya juga, saya lupa meminta pass mobil dari Swami Vigyanand, beliau sebagai Joint Secretary General Visva Hindu Parishad.

Jika punya pass mobil, kita bisa langsung masuk ke area parkir khusus, yang hanya berjarak kurang darı 100 meter darı Temple.

Memang sehari sebelum keberangkatan saya ke Ayodhya, saya diundang oleh Swami Wigyanand ke Headquarter Vishva Hindu Parishad di Delhi.

Dalam pertemuan tersebut kami berbincang-bincang banyak tentang perkembangan Hindu di berbagai negara, terutama pembangunan temple di berbagai negara, seperti di Dubai, New Jersey, Ayodhya, Jakarta, kami juga sharing tentang issue lain, tapi masih sekitar perkembangan Hindu di dunia saat ini.

Ketika kami tiba di Ram Temple, kami diterima oleh Mr Champat Rai, beliau dengan ramah dan penuh persaudaraan menerima kedatangan kami.


Mr Champat Rai adalah Chairman darı pembangunan Ayodhya Temple, beliau adalah orang kepercayaan dari PM Modi dalam urusan pembagunan temple ini.


Mr Champat Rai menceriterakan dengan sedikit tahapan jalannya pembangunan Ram Temple kepada kami.Lebih lanjut Mr Champat Rai berucap; temple ini dibangun diatas tanah bekas Kerajaan Ayodhya, tanah tempat kelahiran Shri Rama.

Tanah yang dianggap suci oleh orang Hindu, pernah dikuasai oleh bangsa Mugal selama 500 tahun. Dalam penguasaan orang Mugal bekas kerajaan Shri Rama ini diubah menjadi salah satu tempat ibadah oleh bangsa Mugal, orang Mugal itu berasal dari Mongolia.

Tahun 1992 dalam gerakan sehari oleh kaum Hindu, bangunan yang dibangun orang Mugal tersebut dihancurkan sampai rata dengan tanah, peristiwa ini menelan banyak korban jiwa dan mendapat protes secara nasional.

Proses pengambilan alihan tanah ini berjalan puluhan tahun, pada akhirnya Pengadilan India memenangkan gugatan orang Hindu di India.

Pembangunan Ram temple inipun dimulai, seperti yang lihat, Pembangunan Ram Temple ini belum sepenuhnya rampung, disana-sini masih ada proyek dengan bahan bangunan yang masih banyak belum terpasang.

Kemudian Mr Champat Rai mempersilahkan kami untuk melakukan dharsan ke Ram temple, kami dan beberapa orang mendapat pelayanan khusus darı authority disana, kami bisa masuk tepat berada dihadapan Arca Shri Ram dan diperkenankan untuk mengambil photo.

Memang Pembangunan Ram Temple ini masih menyisakan polemik dilingkungan masyarakat India sendiri. Kebetulan saya mengunggah beberapa photo dan Video di akun FB saya, ada tanggapan yang berbau kontraversial dari seorang penulis wanita terkenal India, tetapi dia bermukim di New York. Saya comment balik, cukup dengan kata Shanti.

Saya pikir biarkan mereka berdemokrasi di negaranya sendiri dengan segala perbedaannya, toh memang betul India melahirkan sistim demokrasi darı zaman Ashoka, sampai sekarangpun India sebagai negara pewaris demokrasi terbesar didunia.

India dimata banyak orang adalah sebuah negara yang sangat extrim, orang melakukan sesuatu, yang dianggap tidak pantas dilakukan di negara lain, tapi di India hal tersebut menjadi sebuah tradisi.

 

Mungkin orang India menganggap apa yang mereka lakukan sudah sesuai dengan ajaran Dharma. Seperti sabda Shri Krishna; “Jalan apapun yang engkau tempuh adalah jalanKu”, mungkin sabda inilah yang mengilhami pemikiran orang India.

 

*Kehidupan Orang Ayodhya Mirip Ritual Bali

Kehidupan di Ayodhya saya lihat masih begitu klasiknya, seperti dalam ceritera Ramayana, masyarakat masih bisa hidup berdampingan dengan kera, anjing juga sapi, kesadaran hidup yang tinggi, binatangpun mendapat hak hidup seperti layaknya.

Ritual klasik orang Ayodhya juga masih terlihat jelas, seperti di Bali katıka ada pelakasanaan upacara besar di Pura, masyarakat Bali mencari/mendak air suci untuk dipakai persembahan, begitu juga di India ribuan wanita beriringan menjinjing air suci yang diambil dari sungai Serayu, dipakai untuk persembahan seperti apa yang dilakukan di Bali, diiringi music dan para lelaki mengucapkan yel-yel

Jaya Jay Shri Ram…..jay jay Shri Ram…..
Sungai Serayu adalah salah satu darı Tujuh sungai yang disucikan oleh orang Hindu India, Ayodhya temple lokasnya berdekatan dengan sungai Serayu.

 

*Tamu Adalah Dewa

India dengan Konsep Teologi Pariwisatanya, orang India menganggap, bahwa; Tamu itu adalah Dewa “Athiti Devo Bhavo” (Taittiriya Uphanisad. Para tamu selayaknya dilayani bak melayani para Dewa.

Jika para Dewa terpuaskan, kesejahteraan itu akan datang dengan sendirinya, dan inilah bagian dari Incredible India.

Ayodhya dengan kedatangan tamu dalam jumlah sangat besar, terutama domestic tourists, mengingat India dengan jumlah penduduk terbesar dıdunia saat ini, juga kedatangan orang India yang bermukim diluar India serta penggiat spiritual dunia akan menambah jumlah kedatangan wisatawan.

Pembagunan sarana prasarana penunjang pariwisata sudah mulai menggeliat, saat ini di Ayodhya harga property mengalami kenaikan, investor berdatangan, hotel berbintang bermunculan, toko souvenir, kedai makanan dan minuman ramai dengan banjirnya philgrims berkunjung ke Ayodhya.

Jika semua dikelola dengan baik, sesuai dengan konsep teologi pariwisata Hindu, saya yakın masyarakat yang dikunjungi oleh para wisatawan akan menjadi sejahtera.

Lihat berapa ribu orang setiap harinya yang berkunjung ke Akshardam Temple, Taj Mahal, mereka harus antre untuk membeli ticket masuk.

Mungkin ini bisa menjadi acuan bağı pengelola pariwisata Bali, baik oleh public atau private sector dengan konsep yang sama, bahkan Bali secara tidak sadar sudah menerapkan konsep Athiti Devo Bhavo darı awal.(*)

Editor: Tegar Putra Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x